Lajnah Siyasah HTI Sumedang

Sunday, December 25, 2005

Persediaan pupuk di Sumedang aman

Di Sumedang, menurut keterangan yang dihimpun "PR" dari beberapa pengecer pupuk buatan serta petani di beberapa wilayah kecamatan, di Kabupaten Sumedang, sementara ini mereka mengaku tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk tersebut.

"Alhamdulillah, persediaan semua jenis pupuk buatan di agen-agen pupuk yang ada di Sumedang, sampai saat ini kelihatannya masih normal. Begitu juga harganya, tidak terjadi lonjakan. Pada intinya, pengecer maupun petani, sampai saat ini masih cukup mudah memenuhi kebutuhan pupuknya," ujar Kuswaya, salah seorang penjual pupuk eceran di Kecamatan Conggeang.

Selain itu, areal sawah di sejumlah kecamatan, sebagian besar terisi tanaman padi siap panen serta yang sedang dipanen. Sebagian kecil di antaranya, lahan sawah dalam kondisi sudah dicangkul dan siap ditanami padi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, Ir. H. Dede Hermasyah, saat dimintai tanggapan tentang ancaman kelangkaan pupuk di Jabar, menyatakan, jauh-jauh hari pihaknya sudah melakukan upaya antisipasi. Menurutnya, kebutuhan pupuk untuk musim tanam (MT) 2005-2006 Sumedang, bakal tersedia sesuai jumlah yang direncanakan.
"Ketika kabar mengenai kemungkinan ancaman itu muncul, September lalu, kami sudah mengirim surat permohonan ke Provinsi Jabar, untuk segera memenuhi dan mengirim pupuk yang dibutuhkan Sumedang untuk musim tanam (MT) 2005-2006. Selain itu, waktu itu kami juga segera mengirim surat serta langsung mengadakan pertemuan dengan pihak produsen pupuknya. Hasilnya, dari pihak produsen sendiri, sudah menyatakan sanggup dan siap memenuhi kebutuhan pupuk untuk Sumedang, khususnya untuk MT 2005-2006," katanya.

Menurutnya, kebutuhan pupuk Sumedang MT 2005/2006 terhitung dari Oktober 2005 hingga Maret 2006, mencapai sekira 32.741 ton. Terbagi atas, sekira 16.935 ton jenis pupuk urea, 7.329,5 ton pupuk SP-36, 7.329.5 ton pupuk ZA, dan 1.147 ton jenis pupuk NPK Phonska.

Sumber : Harian Pikiran Rakyat edisi 21 November 2005

Tanggapan :

Katanya aman, kok sebulan kemudian (23 Desember 2005) menurut bappenas (liat berita sebelumnya) para petani malah kesulitan, gimana nich pa? jangan-jangan ada yang nimbun atau ada yang... ?!

Petani Sumedang Tunda Masa Tanam

Petani Kabupaten Sumedang harus menunda masa tanam pada bulan Desember. Pasalnya, hingga kini pupuk sulit diperoleh. Beberapa kios yang biasanya rutin menyediakan pupuk tiba-tiba tutup. Kalaupun ada, mereka terpaksa mencari pupuk ke daerah lain dengan harga di atas harga eceran tertinggi.Akibat mundurnya masa tanam, timbul kekhawatiran baru. Itu karena berdasarkan pengalaman petani, apabila musim tanam mundur dan berjalan tidak serempak, hama tikus rentan menyerang lahan mereka.

Berdasarkan keterangan sejumlah petani, Kamis (22/12), setelah panen pada bulan Desember, biasanya 15-20 hari kemudian petani mulai mencangkul dan melakukan persemaian. Dalam sekali persemaian, biasanya membutuhkan 1,5 kuintal pupuk urea untuk satu hektar lahan.Ayat, petani Desa Kutamandiri, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, mengatakan, pupuk saat ini mustahil diperoleh apabila tidak dicari hingga ke daerah lain. Kalaupun bisa diperoleh, harganya mencapai 1.500 per kg untuk pupuk urea.Ia menyayangkan jika harus menunda masa tanam beberapa bulan ke belakang. Bulan baik untuk menanam padi justru terjadi pada Desember hingga Februari. Apabila masa tanam mundur, dengan sendirinya penghasilan turun karena cuaca dan iklimnya kurang mendukung untuk padi, apalagi jika diserang hama.

Sumber : http://air.bappenas.go.id edisi 23 Desember 2005

Tanggapan :
Mana nich perhatian pemerintah?!
"Dan Imam/pemimpin adalah penggembala, dan ia akan diminta pertanggungjawaban atas gembalaannya itu (diurus apa tidak?)"(Al-Hadits)

Bupati Sumedang Segera Lantik Sekda

SUMEDANG - Bupati Sumedang, H. Don Murdono menyatakan, paling lambat akhir Desember 2005 atau sebelum awal tahun 2006, dirinya akan melantik Sekretaris Daerah (Sekda) Sumedang baru, dari tiga calon sekda hasil seleksi di Pemprov Jabar. Bersamaan dengan itu, ia juga berencana akan melakukan mutasi sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Sumedang. Hal itu dikemukakan Don Murdono, saat dihubungi "PR", di Gedung Negara Pemda Sumedang, Kamis (8/12).

Ketika ditanya apakah calon sekda yang lolos seleksi dan akan dilantik itu adalah Atje Arifin Abdullah, S.H. S.I.P., (kini Kepala Bapeda Sumedang), Don menyebutkan informasi yang diterima dari Pemprov Jabar, juga seperti itu. "Memang benar bilangnya itu. Maksudnya, informasi yang saya terima dari provinsi, katanya begitu. Calon yang kami ajukan dan ikut seleksi, kan, ada tiga. Lalu, salah seorang di antaranya, katanya sudah disetujui gubernur," ujarnya.

Sumber : Harian Pikiran Rakyat

Tanggapan :
Ingat !!! Negeri ini selain membutuhkan pejabat yang amanah juga membutuhkan sistem yang baik. "Apakah hukum jahiliyah yang kalian cari? dan hukum siapa yang lebih baik daripada hukum Allah." (TQ. Al-Qur'an)

Para Petani Tembakau di Sumedang Terpuruk Sejumlah Petani Terpaksa Beralih Profesi

Sumedang, Petani tembakau Desa Pasinggaran, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Sumedang, semakin terpuruk. Ini karena naiknya harga bahan bakar minyak yang tidak dibarengi naiknya harga penjualan daun tembakau rajangan. Sejumlah petani memilih menjadi petani padi karena ongkos tanam yang lebih murah.

Berdasarkan keterangan dari beberapa petani tembakau, Senin (19/12), kenaikan harga BBM ternyata berimbas secara cepat dan tiba-tiba. Padahal, saat ini, mereka masih harus bersaing dengan produsen tembakau dari daerah lain yang masuk ke Jawa Barat dengan modal yang lebih besar. Antara lain, Semarang dan Temanggung.

Endang, petani setempat, mengatakan, saat ini untuk membiayai lahan seluas 100 bata atau sekitar 150 meter persegi paling sedikit harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 1,5 juta atau lebih besar Rp 500.000 dari musim tanam sebelumnya. Padahal, hasil yang didapat tidak menunjukkan hasil yang lebih baik. Ditanami sekitar 2.000 batang tembakau, paling banyak mendapatkan keuntungan sebesar Rp 2 juta.

Menurut Endang, naiknya harga BBM berimbas pada biaya angkut pengambilan tembakau tambahan di Kadipaten, Majelengka. Saat ini, untuk satu kali pengiriman biasanya harus membawa empat pikul tembakau dengan harga per pikulnya sebesar Rp 32.000. Belum lagi dengan biaya ongkos per orang sebesar Rp 6.000. Padahal sebelumnya, harga per pikul hanya Rp 20.000 dengan biaya ongkos Rp 1.500 per orang.

”Sekarang untuk ongkos angkutan saja bisa habis sekitar Rp 300.000. Padahal, sebelumnya, paling banyak hanya menghabiskan Rp 150.000 per sekali pengangkutan. Belum lagi kalau harus beli pupuk jenis NPK. Saat ini harga per kilogram NPK sebesar Rp 4.500. Padahal sebelumnya hanya Rp 3.500 per kilogram,” kata Endang.
Beralih profesi

Selain itu, proses produksi juga ikut terhambat karena hujan yang mulai turun. Apabila terkena air hujan, daun tembakau akan menguning dan lama kelamaan akan busuk karena sering terkena air. Bahkan, kerap sebelum dijemur, daun tembakau sudah busuk terlebih dahulu. Kalau hal itu telah terjadi, biasanya omzet yang sudah tipis akan semakin berkurang.
Kondisi ini membuat gerah beberapa petani tembakau. Bahkan, beberapa orang di antara mereka memilih beralih profesi menjadi petani padi dengan alasan ongkos tanam yang lebih murah. Padahal, mereka tahu, dari segi pendapatan akhir, bertani tembakau menghasilkan untung yang lebih besar.

”Kalau dari biaya awal mungkin lebih mahal, tapi hasil lebih besar akan
terlihat bila panen tiba. Dari sawah biasanya hanya bisa dihasilkan Rp 750.000 per sekali panen. Sedangkan dari tembakau bisa mendapatkan keuntungan sebanyak dua juta rupiah,” kata Cicih, petani lainnya.

Tembakau Pasinggiran biasa dipasarkan ke daerah, seperti Sumatera Selatan, Riau, Medan, Garut, dan Tasikmalaya.

Sumber : Harian KOMPAS edisi 20 Desember 2005

Tanggapan:

Beginilah yang terjadi kalau sistem Islam tidak diterapkan.
"Dan barang siapa berpaling dari peringatanku maka sungguh baginya kehidupan yang sempit." (TQ. Al-Qur'an)

Thursday, December 01, 2005

Keluarga Dakwah Khilafah Harus Mesra

JATINANGOR, Dalam rangka menggelorakan perjuangan penerapan syariat dan khilafah, Hizbut Tahrir Indonesia Kabupaten Sumedang, menggelar Dauroh Dirosah Islamiyah Pasangan Suami Istri, Membentuk keluarga SAMARA, pada Ahad 13/11/2005, bertempat di Gedung Pusat Studi Bahasa Jepang Kampus Unpad Jatinangor. Acara yang dihadiri oleh 78 pasangan suami istri tersebut mengupas keharmonisan pasangan suami istri yang terwujud dalam sinergis dakwah suami istri, menciptakan dan menjadi anak sholeh pejuang syariah dan khilafah. Tampil memukau sebagai pasilitator, Ust. MR Kurnia DPP Hizbut Tahrir Indonesia, didampingi oleh Ust. Acep Muhyidin, Ir. Sebagai energaizer. Selain itu Ust. Farid Wajdi yang juga DPP Hizbut Tahrir Indonesia berkesempatan tampil menyampaikan materi Sinergis Dakwah Rizal & Nisa.

Para peserta dengan semangat mengikuti Dauroh yang luar biasa ini. Terkadang peserta menangis merenungi kehidupa keluarga mereka dan sikap mereka terhadap orang tuaa selama ini. Kadang juga tertawa, karena Ust Rahmat Kurnia terkadang secara kocak membangkitkan rasa lucu . Disamping dari Sumedang , hadir juga peserta dari Bandung . Uniknya, ada peserta dari Aceh , pasangan suami istri yang baru menikah. Mereka dipertemukan oleh Allah di Bumi Serambi Mekkah saat menjadi relawan Hizbut Tahrir pada musibah tsunami. Pada akhir acara, semua peserta sepakat untuk menjadi keluarga pengemban syariah dan khilafah yang mesra…mesra…mesra…Semoga Allah menjadikan keluarga para pengemban dakwah menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan wa rahmat yang akan dipertemukan kembali semuanya di surga-Nya.

(Kantor Humas HTI Kab. Sumedang)

Pemkab Sumedang Diminta Tegas Berantas Maksiat

Sumedang diminta kalangan ulama dan umat muslim untuk menunjukkan keseriusannya dalam upaya memberantas bentuk-bentuk kegiatan maksiat yang selama ini masih terlihat di daerahnya. Usulan tersebut muncul dan disampaikan langsung dari kalangan umat muslim kepada Bupati Sumedang, H. Don Murdono, S.H., M.Si., pada dialog dalam acara "Silaturahmi Akbar antara Ulama, Umaro, dan Umat" di Masjid Agung Sumedang, Kamis (21/4) malam.

Peserta dari kalangan umat muslim yang mendapat kesempatan menyampaikan pandangan dan usulan dalam dialog tersebut, menilai upaya Pemkab Sumedang dalam hal memberantas kemaksiatan di daerahnya selama ini terkesan kurang serius. Di antaranya, menurut salah seorang penanya dalam dialog tersebut, di Sumedang selama ini telah muncul dan beredar praktik judi kupon togel. Selain itu, citra Sumedang selama ini masih sering dikotori oleh munculnya praktik-praktik prostitusi.

Oleh karena itu, melalui kesempatan tersebut, kalangan ulama dan umat muslim Sumedang, meminta kepada Bupati Don Murdono, agar melakukan langkah tegas dalam hal mengamati serta memberantas setiap kegiatan yang berbau maksiat di daerahnya. Selain itu, di antara umat muslim peserta dialog tersebut, ada yang mengusulkan supaya Bupati Sumedang agar menginstruksikan seragam kerja aparatur Pemkab Sumedang yang beragama Islam memakai busana muslim.

Tugas aparat hukum

Menanggapi berbagai usulan tersebut, Bupati Don Murdono, menyebutkan untuk memberantas kegiatan maksiat, pihaknya juga selama ini tidak tinggal diam membiarkan kemaksiatan muncul dan berkembang di Sumedang. Dalam hal memberantas kemaksiatan, menurutnya, sesuai kapasitas pihaknya selama ini tak bosan-bosan mengingatkan kepada masyarakat agar tidak ikut-ikutan terbius dan terjerumus ke dunia maksiat.

Bupati Don Murdono, juga mengimbau kepada kalangan ulama di daerahnya agar terus meningkatkan umatnya supaya tidak sampai terjerumus ke dalam dunia maksiat melalui kegiatan-kegiatan dakwah dan syiar Islamnya. Sementara itu, mengenai tindakan terhadap para pelaku kegiatan maksiat, tuturnya, secara penuh tetap menjadi tugas dan kewenangan aparat hukum.

Menyingung usulan aparat Pemkab Sukabumi beragama Islam harus menggunakan seragam kerja busana Muslim, Don Murdono, menyebutkan hanya bisa mengimbau. Namun, lanjutnya kehendak tersebut tidak bisa dipaksakan supaya dipatuhi oleh seluruh aparat. "Itu tetap kembali kepada pribadi masing-masing," ujarnya.

Sementara itu, selain dihadiri Bupati Don Murdono, acara silaturahmi akbar yang dihadiri ratusan peserta dari kalangan ulama dan umat muslim Sumedang , antara lain dari Front Pembela Islam, Hizbut Tahrir, Majelis Taklim As-Syifa, kelompok-kelompok pengajian, serta dari kalangan Ormas Islam Sumedang. Acara ini dilaksanakan sebagai salah satu pengisi kegiatan dalam rangka peringatan Maulid Nabi dan Hari Jadi ke-427 Sumedang.

sumber : Harian Pikiran Rakyat

Tanggapan :

Tegakkan syari'ah!! go...go..go..!!